Perjalanan hidup
manusia seperti sungai yang mengalir menyusuri tebing-tebing, yang kadang-kadang
sulit ditebak kedalamannya, yang rela menerima segala sampah, dan yang pada
akhirnya berhenti ketika bertemu dengan laut.
Contoh: Sudah dua hari ia tidak
terlihat batang hidungnya.
1.
Simile:
Pengungkapan dengan perbandingan eksplisit yang dinyatakan dengan kata depan
dan penghubung, seperti layaknya, bagaikan, "
umpama", "ibarat","bak", bagai". contoh: Kau
umpama air aku bagai minyaknya, bagaikan Qais dan Laila yang dimabuk cinta
berkorban apa saja.
2.
Metafora:
Pengungkapan berupa perbandingan analogis dengan menghilangkan kata seperti layaknya, bagaikan,
dll. contoh: Waspadalah terhadap lintah darat
3.
Antropomorfisme:
Metafora yang menggunakan kata atau bentuk lain yang berhubungan dengan manusia
untuk hal yang bukan manusia.
4.
Sinestesia:
Majas yang berupa suatu ungkapan rasa dari suatu indra yang dicurahkan lewat
ungkapan rasa indra lainnya.
7.
Metonimia:
Pengungkapan berupa penggunaan nama untuk benda lain yang menjadi merek, ciri
khas, atau atribut.
10.
Hiperbola:
Pengungkapan yang melebih-lebihkan kenyataan sehingga kenyataan tersebut
menjadi tidak masuk akal.
11.
Personifikasi:
Pengungkapan dengan menggunakan perilaku manusia yang diberikan kepada sesuatu
yang bukan manusia.
15.
Eufimisme:
Pengungkapan kata-kata yang dipandang tabu atau dirasa kasar dengan kata-kata
lain yang lebih pantas atau dianggap halus.
Majas sindiran
1.
Ironi:
Sindiran dengan menyembunyikan fakta yang sebenarnya dan mengatakan kebalikan
dari fakta tersebut.
3.
Sinisme:
Ungkapan yang bersifat mencemooh pikiran atau ide bahwa kebaikan terdapat pada
manusia (lebih kasar dari ironi).
4.
Satire:
Ungkapan yang menggunakan sarkasme, ironi, atau parodi, untuk mengecam atau
menertawakan gagasan, kebiasaan, dll.
Majas penegasan
2.
Pleonasme:
Menambahkan keterangan pada pernyataan yang sudah jelas atau menambahkan
keterangan yang sebenarnya tidak diperlukan.
10.
Klimaks:
Pemaparan pikiran atau hal secara berturut-turut dari yang sederhana/kurang
penting meningkat kepada hal yang kompleks/lebih penting.
11.
Antiklimaks:
Pemaparan pikiran atau hal secara berturut-turut dari yang kompleks/lebih
penting menurun kepada hal yang sederhana/kurang penting.
14.
Elipsis:
Penghilangan satu atau beberapa unsur kalimat, yang dalam susunan normal unsur
tersebut seharusnya ada.
15.
Koreksio:
Ungkapan dengan menyebutkan hal-hal yang dianggap keliru atau kurang tepat,
kemudian disebutkan maksud yang sesungguhnya.
24.
Silepsis:
Penggunaan satu kata yang mempunyai lebih dari satu makna dan yang berfungsi
dalam lebih dari satu konstruksi sintaksis.
25.
Zeugma:
Silepsi dengan menggunakan kata yang tidak logis dan tidak gramatis untuk
konstruksi sintaksis yang kedua, sehingga menjadi kalimat yang rancu.
Majas pertentangan
1.
Paradoks:
Pengungkapan dengan menyatakan dua hal yang seolah-olah bertentangan, namun
sebenarnya keduanya benar.
3.
Antitesis:
Pengungkapan dengan menggunakan kata-kata yang berlawanan arti satu dengan yang
lainnya.
4.
Kontradiksi interminus:
Pernyataan yang bersifat menyangkal yang telah disebutkan pada bagian
sebelumnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar